✔ Benarkah Tamim Ad-Dari Pernah Bertemu Dajjal?


 Dajjal ialah fitnah yang sangat dahsyat dan keji sekali di kiamat ✔ Benarkah Tamim Ad-Dari Pernah Bertemu Dajjal?


Benarkah Tamim Ad-Dari Bertemu Dajjal? – Dajjal ialah fitnah yang sangat dahsyat dan keji sekali di selesai zaman. Rasululullah SAW telah mewanti-wanti 1400 tahun yang kemudian wacana Dajjal ini terutama bagi kaum muslimin yang akan hidup di selesai zaman. Karena tidak ada yang bisa mengalahkannya kecuali Nabi Isa AS dengan izin Allah SWT. Kata Rasulullah SAW “larilah dan selamatkanlah keluarga kalian apabila pada saatnya nanti Dajjal telah muncul, walaupun kegunung yang tinggipun”
 
Betapa pentingnya duduk kasus Dajjal sehingga Rasulullah SAW juga sangat serius sekali menjelaskan wacana Dajjal ini di hadapan para sahabat. Kata Rasulullah ‘aku yang akan membunuh Dajjal apabila saya menemuinya’ . Namun Rasulullah SAW telah wafat, kemudian bagaimana nanti nasib bawah umur atau keturunan kita dimasa yang akan datang. Hanya dukungan Allah SWT yang bisa menyelamatkan kita. 

Saat kemunculan Dajjal iktikad islam kita menjadi taruhannya, iktikad islam kita akan diuji dengan ujian yang sangat besar sekali, alasannya ialah fitnah dan sihir Dajjal ini tidak ada yang bisa menandinginnya.
 
Benarkah Tamim Ad-Dari Pernah Bertemu Dajjal?  

Inilah kebenaran Hadits kisah Tamim Ad Dari bertemu si Dajjal laknatullah 'alaih. Kebenarannya mutlak harus kita percayai, alasannya ialah hadits ini derajatnya soheh.

Di dalam Hadits Jassasah yang diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahihnya Kitabul Fitan Wa Asyrotis Sa’ah. pecahan Qishoshul Jassasah (4/2261 no. 2942).  Hadits ini sangat populer sekali wacana kisah perjalananan seorang sahabat Nabi yang berjulukan Tamim Ad dari yang bertemu Dajjal di bahari Yaman.
 
Namanya lengkapnya Tamim bin Aus bin Kharijah Ad-Dari, Abu Ruqayyah. Beliau salah seorang shahabat rasul yang mulia. Namanya tidak aneh bagi kaum muslimin. Tamim Ad Dari masuk islam ketika Rasulullah SAW di Madinah. Sepeninggal Khalifah Utsman bin Affan, Tamim meninggalkan kota Madinah dan menetap di Baitul Maqdis hingga meninggal di sana pada tahun 40 H.

Sahabat inilah yang pernah melihat Dajjal dengan kedua matanya. Sahabat ini pulalah yang pernah berbicara dan mendengar pembicaraan Dajjal dengan kedua telinganya.
Sebelum islam, Tamim Ad Dari beragama nasrani. Saat dirinya nasrani itulah dia melihat Dajjal. Hingga kemudian Allah lapangkan dadanya untuk mendapatkan islam dan ia beritakan kisahnya kepada Rasulullah saw.

Dimana Tamim Ad-Dari bertemu Dajjal?


Marilah kita baca sebuah riwayat shahih wacana Dajjal ini. Hadits ini dikisahkan seorang shahabiyah, Fathimah binti Qois Ra.

‘Amir bin Syarohil Asy-Sya’bi berkata kepada Fathimah bintu Qais: “Kabarkan kepadaku sebuah hadits yang kau dengar dari Rasulullah SAW yang tidak kau sandarkan kepada seorangpun selain beliau.”
Fathimah mengatakan: “Jika engkau kehendaki akan saya sampaikan.” “Iya berikan saya hadits itu.” jawab Asy Syabi.

Fatimahpun berkisah : “Suatu hari Aku mendengar usul orang yang berseru. Penyeru Rasulullah saw menyeru: “Ashsholatu jamiah !”

Akupun segera keluar menuju masjid. Aku shalat bersama Rasulullah saw dan saya berada pada shaf perempuan yang eksklusif berada di belakang shaf laki-laki. Tatkala Rasulullah selesai dari shalat, dia duduk di mimbar dan tertawa seraya mengatakan:

لِيَلْزَمْ كُلُّ إِنْسَانٍ مُصَلَّاهُ

“Hendaknya masing-masing kalian tetap berada di daerah shalatnya !” Lalu dia bersabda:

أَتَدْرُونَ لِمَ جَمَعْتُكُمْ

“Tahukah kalian, mengapa saya kumpulkan kalian ?”
 
Para Shahabat menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui!”
Kemudian Rasulullah saw kembali bersabda dengan kisah yang cukup panjang, dia berkata:


 إِنِّي وَاللَّهِ مَا جَمَعْتُكُمْ لِرَغْبَةٍ وَلَا لِرَهْبَةٍ وَلَكِنْ جَمَعْتُكُمْ لِأَنَّ تَمِيمًا الدَّارِيَّ كَانَ رَجُلًا نَصْرَانِيًّا فَجَاءَ فَبَايَعَ وَأَسْلَمَ وَحَدَّثَنِي حَدِيثًا وَافَقَ الَّذِي كُنْتُ أُحَدِّثُكُمْ عَنْ مَسِيحِ الدَّجَّالِ حَدَّثَنِي أَنَّهُ رَكِبَ فِي سَفِينَةٍ بَحْرِيَّةٍ مَعَ ثَلَاثِينَ رَجُلًا مِنْ لَخْمٍ وَجُذَامَ فَلَعِبَ بِهِمْ الْمَوْجُ شَهْرًا فِي الْبَحْرِ ثُمَّ أَرْفَئُوا إِلَى جَزِيرَةٍ فِي الْبَحْرِ حَتَّى مَغْرِبِ الشَّمْسِ فَجَلَسُوا فِي أَقْرُبْ السَّفِينَةِ فَدَخَلُوا الْجَزِيرَةَ فَلَقِيَتْهُمْ دَابَّةٌ أَهْلَبُ كَثِيرُ الشَّعَرِ لَا يَدْرُونَ مَا قُبُلُهُ مِنْ دُبُرِهِ مِنْ كَثْرَةِ الشَّعَرِ فَقَالُوا وَيْلَكِ مَا أَنْتِ فَقَالَتْ أَنَا الْجَسَّاسَةُ قَالُوا وَمَا الْجَسَّاسَةُ قَالَتْ أَيُّهَا الْقَوْمُ انْطَلِقُوا إِلَى هَذَا الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ فَإِنَّهُ إِلَى خَبَرِكُمْ بِالْأَشْوَاقِ قَالَ لَمَّا سَمَّتْ لَنَا رَجُلًا فَرِقْنَا مِنْهَا أَنْ تَكُونَ شَيْطَانَةً قَالَ فَانْطَلَقْنَا سِرَاعًا حَتَّى دَخَلْنَا الدَّيْرَ فَإِذَا فِيهِ أَعْظَمُ إِنْسَانٍ رَأَيْنَاهُ قَطُّ خَلْقًا وَأَشَدُّهُ وِثَاقًا مَجْمُوعَةٌ يَدَاهُ إِلَى عُنُقِهِ مَا بَيْنَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى كَعْبَيْهِ بِالْحَدِيدِ قُلْنَا وَيْلَكَ مَا أَنْتَ قَالَ قَدْ قَدَرْتُمْ عَلَى خَبَرِي فَأَخْبِرُونِي مَا أَنْتُمْ قَالُوا نَحْنُ أُنَاسٌ مِنْ الْعَرَبِ رَكِبْنَا فِي سَفِينَةٍ بَحْرِيَّةٍ فَصَادَفْنَا الْبَحْرَ حِينَ اغْتَلَمَ فَلَعِبَ بِنَا الْمَوْجُ شَهْرًا ثُمَّ أَرْفَأْنَا إِلَى جَزِيرَتِكَ هَذِهِ فَجَلَسْنَا فِي أَقْرُبِهَا فَدَخَلْنَا الْجَزِيرَةَ فَلَقِيَتْنَا دَابَّةٌ أَهْلَبُ كَثِيرُ الشَّعَرِ لَا يُدْرَى مَا قُبُلُهُ مِنْ دُبُرِهِ مِنْ كَثْرَةِ الشَّعَرِ فَقُلْنَا وَيْلَكِ مَا أَنْتِ فَقَالَتْ أَنَا الْجَسَّاسَةُ قُلْنَا وَمَا الْجَسَّاسَةُ قَالَتْ اعْمِدُوا إِلَى هَذَا الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ فَإِنَّهُ إِلَى خَبَرِكُمْ بِالْأَشْوَاقِ فَأَقْبَلْنَا إِلَيْكَ سِرَاعًا وَفَزِعْنَا مِنْهَا وَلَمْ نَأْمَنْ أَنْ تَكُونَ شَيْطَانَةً فَقَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ نَخْلِ بَيْسَانَ قُلْنَا عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ أَسْأَلُكُمْ عَنْ نَخْلِهَا هَلْ يُثْمِرُ قُلْنَا لَهُ نَعَمْ قَالَ أَمَا إِنَّهُ يُوشِكُ أَنْ لَا تُثْمِرَ قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ بُحَيْرَةِ الطَّبَرِيَّةِ قُلْنَا عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ هَلْ فِيهَا مَاءٌ قَالُوا هِيَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ قَالَ أَمَا إِنَّ مَاءَهَا يُوشِكُ أَنْ يَذْهَبَ قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ عَيْنِ زُغَرَ قَالُوا عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ هَلْ فِي الْعَيْنِ مَاءٌ وَهَلْ يَزْرَعُ أَهْلُهَا بِمَاءِ الْعَيْنِ قُلْنَا لَهُ نَعَمْ هِيَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ وَأَهْلُهَا يَزْرَعُونَ مِنْ مَائِهَا قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ نَبِيِّ الْأُمِّيِّينَ مَا فَعَلَ قَالُوا قَدْ خَرَجَ مِنْ مَكَّةَ وَنَزَلَ يَثْرِبَ قَالَ أَقَاتَلَهُ الْعَرَبُ قُلْنَا نَعَمْ قَالَ كَيْفَ صَنَعَ بِهِمْ فَأَخْبَرْنَاهُ أَنَّهُ قَدْ ظَهَرَ عَلَى مَنْ يَلِيهِ مِنْ الْعَرَبِ وَأَطَاعُوهُ قَالَ لَهُمْ قَدْ كَانَ ذَلِكَ قُلْنَا نَعَمْ قَالَ أَمَا إِنَّ ذَاكَ خَيْرٌ لَهُمْ أَنْ يُطِيعُوهُ وَإِنِّي مُخْبِرُكُمْ عَنِّي إِنِّي أَنَا الْمَسِيحُ وَإِنِّي أُوشِكُ أَنْ يُؤْذَنَ لِي فِي الْخُرُوجِ فَأَخْرُجَ فَأَسِيرَ فِي الْأَرْضِ فَلَا أَدَعَ قَرْيَةً إِلَّا هَبَطْتُهَا فِي أَرْبَعِينَ لَيْلَةً غَيْرَ مَكَّةَ وَطَيْبَةَ فَهُمَا مُحَرَّمَتَانِ عَلَيَّ كِلْتَاهُمَا كُلَّمَا أَرَدْتُ أَنْ أَدْخُلَ وَاحِدَةً أَوْ وَاحِدًا مِنْهُمَا اسْتَقْبَلَنِي مَلَكٌ بِيَدِهِ السَّيْفُ صَلْتًا يَصُدُّنِي عَنْهَا وَإِنَّ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلَائِكَةً يَحْرُسُونَهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَطَعَنَ بِمِخْصَرَتِهِ فِي الْمِنْبَرِ هَذِهِ طَيْبَةُ هَذِهِ طَيْبَةُ هَذِهِ طَيْبَةُ يَعْنِي الْمَدِينَةَ أَلَا هَلْ كُنْتُ حَدَّثْتُكُمْ ذَلِكَ فَقَالَ النَّاسُ نَعَمْ فَإِنَّهُ أَعْجَبَنِي حَدِيثُ تَمِيمٍ أَنَّهُ وَافَقَ الَّذِي كُنْتُ أُحَدِّثُكُمْ عَنْهُ وَعَنْ 
 الْمَدِينَةِ وَمَكَّةَ 

“Sesungguhnya demi Allah, tidaklah saya kumpulkan kalian untuk sesuatu yang menggembirakan atau seram kalian, namun saya kumpulkan kalian alasannya ialah tamim Addari.”

“Dahulu ia seorang nasrani yang kemudian tiba berbaiat (memberikan sumpah setia) dan masuk islam serta mengabariku sebuah kisah yang kisah itu sesuai dengan apa yang pernah saya kisahkan kepada kalian wacana Al-Masih Ad-Dajjal.”

Ia memberitakan bahwa ia naik kapal bersama 30 orang dari kabilah Lakhm dan Judzam. Ditengah perjalanan, mereka dipermainkan topan ombak hingga berada di tengah bahari selama satu bulan hingga mereka terdampar di sebuah pulau di tengah lautan tersebut dikala karam matahari merekapun duduk di perahu-perahu kecil. Mereka pun memasuki pulau tersebut hingga menjumpai hewan yang berambut sangat lebat dan kaku hingga mereka tidak tahu mana kubul mana dubur alasannya ialah demikian lebat bulunya.”

Merekapun berkata: “Celaka, kau ini apa?
Ia menjawab: “Aku ialah al-jassasah .”
Mereka mengatakan: “Apakah al jasasah itu ?.

Ia berkata: “Wahai kaum pergilah klian kepada seorang lelaki yang ada dalam rumah ibadah itu bahwasanya ia sangat merindukan isu kalian!”

Berkata Tamim: “Ketika dia menyebutkan untuk kami seorang laki-laki, kami menjadi khawatir kalau-kalau hewan itu ternyata setan. Kamipun bergerak menuju kepadanya dengan cepat sehingga kami masuk ke daerah ibadah itu.”

“Ternyata didalamnya ada orang yang paling besar yang pernah kami lihat, dan paling berpengaruh ikatannya. Kedua tangannya terikat dengan leher, antara dua lutut dan dua mata kaki terikat dengan besi.”

Kami katakana kepadanya: “Celaka, kau ini apa?”

Ia menjawab: “Kalian telah bisa mengetahui wacana aku, maka beritakan kepadaku siapa kalian ini

Rombongan Tamim menjawab: “Kami ini orang-orang Arab kami menaiki kapal ternyata kami bertepatan mendapati bahari sedang bergelombang luar biasa sehingga kami dipermainkan ombak selama satu bulan hingga hingga terdampar di pulamu ini. Kamipun naik perahu-perahu kecil memasuki pula ini dan bertemu dengan hewan yang sangat lebat dan kaku rambutnya tidak diketahui mana kubul dan mana dubur alasannya ialah lebat rambutnya.

Kamipun mengatakan: “Celaka kamu, kau ini apa?”

Ia menjawab: Aku ialah jasasah.

Kamipun bertanya: Apa itu Jassasah, Ia malah berkata: Wahai kaum pergilah kalian kepada pria yang ada dalam rumah ibadah itu bahwasanya ia sangat merindukan isu kalian.”

Kami pun segera menuju kepadamu, kami khawatir jika hewan itu ternyatra setan

Lalu orang itu mengatakan: “Kabarkan kepadaku wacana pohon-pohon korma di Baisan

Kami mengatakan: Tentang apa engkau meminta beritanya ?”

Dia berkata: “Aku bertanya kepada kalian wacana pohon korma apakah masih berbuah.”

Kami menjawab: iya

Ia mengatakan: “Sesungguhnya hampir hampir dia tidak akan mengeluarkann buahnya.”

“Kabarkan pula kepadaku wacana danau Thobariyah ?” tanya orang ini.

Kami menjawab: “Tentang apa engkau meminta beritanya?”

“Apakah masih ada airnya, jawabnya.

Mereka menjawab: Danau itu banyak airnya

Dia mengatakan: Sesungguhnya hampir-hampir air akan hilang.
Kabarkan kepadaku wacana mata air Zughor
Mereka mengatakan: Tentang apa kau minta berita?

Apakah di mata air itu masih ada airnya? Dan apakah penduduk masih bertani dengan airnya? Jawab Dajjal

Kami menjawab: “Iya, mata air itu deras airnya dan penduduk bertani dengannya.”
Ia berkata: “Kabarkan kepadaku wacana nabi ummiyyin apa yang dia lakuakan ?”
Mereka menjawab: “Ia telah muncul dari Makkah dan tinggal di Yatsrib.”
Ia mengatakan: “Apakah orang-orang arab memeranginya?”

Kami menjawab: “Ya.”

Ia menyampaikan lagi: “Apa yang ia lakukan terhadap orang-orang Arab.”
Maka kami beritakan bahwa ia telah menang atas orang-orang arab dan mereka taat kepadanya
Ia mengatakan: “Itu sudah terjadi?”
Kami katakan: “Ya.”

Ia mengatakan: “Sesungguhnya baik mereka untuk taat kepadanya.”
“Sekarang saya akan beritakan kepada kalian wacana aku: “Sesungguhnya saya ialah Al-Masih dan hampir-hampir saya diberi izin untuk keluar, hingga saya keluar kemudian berjalan di bumi dan tidak kutinggalkan satu negeripun kecuali saya akan turun padanya dalam waktu 40 malam kecuali Mekah dan Thaybah, keduanya haram bagiku. Setiap kali saya akan masuk pada salah satu kota ini, malaikat menghadangku dengan pedang terhunus di tangan menghalangiku darinya dan bahwasanya pada tiap celah ada para malaikat yang menjaganya.

Fatimah mengatakan: Maka Rasulullah saw bersabda dengan menusukkan tongkat di mimbar sambil mengatakan: “Inilah Thaiybah, Inilah Thaiybah, Inilah Thaiybah, yakni Kota Madinah.”

Apakah saya telah beritahukan kalian wacana hal itu ?
Orang-orang menjawab: Iya

Nabi berkata: Sesungguhnya dongeng Tamim menakjubkanku, kisahnya sesuai dengan apa yang saya ceritakan kepada kalian wacana Dajjal serta wacana mekah dan madinah.
Dajjal berada di Lautan Yaman ?

Kemudian dia bersabda:

أَلَا إِنَّهُ فِي بَحْرِ الشَّأْمِ أَوْ بَحْرِ الْيَمَنِ لَا بَلْ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى الْمَشْرِقِ 


Ketahuilah bahwa ia berada di lautan Syam atau lautan Yaman,” Oh, tidak! Bahkan dari arah timur! Tidak Dia dari arah timur, Tidak Dia dari arah timur dan dia mengisyaratkan dengantangan ke arah timur
Demikian teman-teman, artikel kebenaran tentangTamim Ad-Dari pernah bertemu dengan Dajjal. Kisah Nabi ini sangat penting sekali, sebarkanlah kepada bawah umur kita, saudara kita, mereka wajib mengetahuinya. Kenapa? Dajjal akan muncul di selesai zaman, pada saatnya nanti akan muncul, kemudian bawah umur kita hidup pada masanya, naudzubullah. Semoga Allah SWT selalu menjaga kepercayaan dan iktikad islam.

Belum ada Komentar untuk "✔ Benarkah Tamim Ad-Dari Pernah Bertemu Dajjal?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel